Senin, 28 November 2011
Happy sweet fifty fifth dad, meskipun usiamu telah lebih dari setengah abad tetapi kebahagiaan tujuh belas tahun yang sudah kulewati denganmu sangat berarti.
Tujuh belas tahun adalah jumlah usia yang sudah kita lewati bersama. Maafkan aku jika selama kebersamaan ini terkadang membuat hatimu terluka dan bahkan menangis tetapi ketahuilah bahwa anakmu ini mencintaimu.
Lima puluh lima tahun engkau berkarya di bumi Allah ini mengajarkan aku untuk berlutut padaNya dan bersimpuh di hadapanNya. Peringatan sholatmu kepadaku adalah sesuatu yang paling ku suka karena itu adalah bukti bahwa engkau ingin aku dekat padaNya.
Empat paragraf yang memuat kalimat singkatku, aku harapkan dapat mempereratkan hati kita dalam suatu hubungan ayah-anak yang akan selalu muda dan tak pernah lekang oleh waktu. Terima kasih ku kepada Allah atas pemberian indahnya yaitu Ibu dan engkau, ayahku.
Nb : Foto ini kekurangan satu anggota keluarga, Anggreini Haniva.
Selasa, 29 November 2011
Rabu, 09 November 2011
Kiat kiat Menjadi Pengangguran Sukses
Sebagai agen penyalur pengangguran wilayah Medan dan sekitarnya. Gue merasa terpanggil untuk nge-share kiat-kiat menjadi “Pengangguran Sukses” ato bisa juga disebut “Sukses Ngangur”. Dari berbagai macam pekerjaan yang ada, menganggur adalah pekerjaan yang gue kuasai dan gue cukup ngerasa comfort sama pekerjaan (red-nganggur) ini.
Enggak cuma arsitek ato pengacara aja yang harus punya talenta tetapi mengannggur juga harus punya talenta yang cukup, sebuah talenta yang juga menjadi syarat utama dalam menganggur yaitu “Malas”. Kalo lo masih bingung apakah lo punya bakat malas ato enggak, gue bakal jabarin ciriciri orang yang punya talenta malas situ apa apa aja. Check this out :
1. Sering megantuk. Kalo lo lebih sering butuh tidur daripada bernapas berarti lo masuk kategori ini.
2. Sering melamun. Kalo otak lo lebih sering dipake untuk menghayal daripada untuk berfikir.
3. Susah bangun pagi. Kalolo lebih merasa kangen sama kasur daripada kangen sama orang tua lo.
Nah, dari penjabaran di atas, ciri no tiga merupakan gejala awal dari bakat malas. Dan sesuai penjabaran yang udah gue buat itu, kalo lo merasa memenuhi ketiga syarat di atas, gue cuma mau mengucapkan “selamat” atas terpilihnya lo sebagai manusia dengan bakat khusus yaitu “malas”. Bagaikan kata keramat, “malas” menjadi salah satu kunci utama untuk membuka pintu sebagai “Pengangguran Sukses”.
Kata bijak bilang kalo “kita tidak boleh menyia-nyiakan bakat yang ada” , tentu kita gak boleh puas dengan Cuma mmiliki bakat “malas” tetapi kita juga harus mengembangkannya dan menjadi sukses karenanya. Mumpung gue lagi baik nih, gue juga bakal ngeshare agenda kegiatan sehari-hari untuk mengembangkan bakat “malas” tadi. Read and Lean it!
1. Bangun jam 8.00
2. Sarapan
3. Nonton TV sampai jam 13.00
4. Makan siang
5. Tidur siang
6. Bangun jam 20.00
7. Makan Malam
8. Maen Game sampai jam 00.00
9. Online sampai jam 02.00
10. Tidur
Emang agak sulit melakukan aktvitas di atas tapi selama lo mau berusaha, gue yakin lo bisa mengikuti jejak para pengangguran-pengangguran sukses di luar sana. Kalo lo merasa gak mungkin untuk melakukan kegiatan di atas, mulai sekarang lo hapuskan kata-kata “gak mungkin” dan lo tanamkan kalimat “gue pasti bisa”.
Sebagai pengangguran yang sudah duluan terjun di dunia ini, gue mau kasih kalimat favorit yang gue ciptain untuk kalian para “calon penganggur sukses”, yaitu ;
“Kita pasti akan sukses selama kita serius melakukan sesuatu, meskipun saya tidak bisa sesukses Bill Gates dengan Microsoft-nya, tapi saya bisa sukses dalam bidang saya yaitu menjadi ‘Pengangguran Sejati’ ”.
Setelah baca ini, pasti lo gak sabar mempraktikkan ilmu ini. Gue Cuma mau ngucapin “Metyaw”. Sekian.
Senin, 10 Oktober 2011
Kisah Mengharukan Seorang Anak
Gue mau berbagi sedikit kisah islam yang cukup mengharukan, gue dapat cerita ini dari notes facebook guru gue. Dia ngepost cerita ini udah lama banget, waktu pertama gue baca gue cukup terharu dan karena kesibukan gue akan rutinitas menganggur, gue jadi gapunya waktu untuk berbagi carita ini buat kalian. So, check this out bro :
Sepasang suami meninggalkan seorang diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus teriak, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan teriakan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mataisterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Gue harap kita menjadi islam yang lebih menghargai nyawa orang lain, thanks for reading guys :)
Sepasang suami meninggalkan seorang diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus teriak, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan teriakan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mataisterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Gue harap kita menjadi islam yang lebih menghargai nyawa orang lain, thanks for reading guys :)
Rabu, 21 September 2011
Ini namanya sesuatu…
Kayaknya udah cukup lama deh gue gak nge-blog, bukan karena gue sibuk tapi takut dikira pengangguran makanya gue pura pura sibuk. Mumpung lagi senggang gini gue mau berbagi sedikit kisah kasih gue selama ospek (P2MB), pengalaman yang cukup sesuatu kalo kata syahrini.
Belum genap seminggu kejadiannya, tepatnya sih hari jumat tanggal 16 September kemaren. Gue ospek tiga hari di Markas Brimob Bhayangkara dari tanggal tiga belas sampai tanggal lima belas, gak ada yang spesial kayaknya selama di Brimob karena cuma LBB (Latihan Baris-berbaris) dan lomba yel-iyel gitu..
Paling elit gue cuma bisa kasih oleh oleh kecil dari ospek gue di Brimob yaitu poto gue ini :Gue tau muka gue kayak mukak korban pem-bully-an dari senior, tapi sisi baiknya selama tiga hari itulah gue ngerasa di dunia ini masih banyak orang gila yang kurang kasih sayang pemerintah, Alhamdulillah yah..
Kita pindah session ke hari setelah ospek yang merupakan inti dari cerita ini. Di hari jumat yang berbahagia di mana para MaBa (Mahasiswa Baru) menaggalkan ketidakwarasannya di rumah masing masing, emang sih gak semua jadi waras hari ini ada juga kayaknya yang tetep senget meskipun udah siap masa pem-bully-an.
Hari ini semua Maba pakai seragam zebra cross berjalan (hitam-putih) termasuk gue, para manusia laknat ini akan diresmikan menjadi mahasiswa seutuhnya (bukan manusia seutuhnya).
Pagi itu gue ngerasa kurang sehat, perut gue sebelah kanan agak sakit dan cukup mengganggu aktifitas gue Tepe Tepe (Tebar Pesona Tebar Pelet). Sampai pada stadium gak nahan, gue mulai searching di gugel tentang penyakit apa yang mungkin gue derita. Hasil menyebutkan bahwa kemungkinan besar penyakit yg gue derita adalah “Radang Apendix” ato nama lainnya “Radang Usus Buntu”. Gue panik terus sms kakak gue sekalian nanya kebenaran penyakit ini. Di pertengahan acara pelantikan ini gue ngerasa sakitnya udah mulai gak nyantai dan akhirnya gue izin ke senior untuk duduk di posko kesehatan.
Di tempat laknat ini (baca : Posko Kesehatan), gue ketemu temen babe gue yang notabennya dosen disitu, gue dilempari komentar yang gak bertanggung jawab yaitu ”GUE MODUS KE POSKO KESEHATAN KARENA GAK MAU BERDIRI”! Anjis, gue udah mulai gak nyante. Berbekal ke-sotoy-an gue jawab ” Sakit saya,pak” terus dia nanya lagi ”sakit apa?”, gue jawab lagi ”Radang Apendix”, dia masih nanya ”Apa?”, gue makin sotoy trus jawab ”Radang Usus Buntu”. Akhirnya gue menang, bapak ini gak nanya nanya lagi.
Detik demi detik dan menit demi menit berlalu, sakit di perut gue makin gak nyante. Gue mulai gak tenang, rasanya mendadak makin sakit, untuk ngurangi rasa sakit gue nekuk nekuk perut supaya agak enakan. Emang sih, gue ngerasa legaan waktu nekuk perut berulang-ulang, tapi ternyata perbuatan nyampah gue tadi menjadi perhatian dosen tadi dan dia nanya lagi ”Kenapa kamu?Sakit kali?Masih tahan?”, pertanyaannya berhasil ngebuat gue panik dan sempurna buat perut gue makin sakit kit kit. Dosen tadi panik, senior panik, gue panik, Ustadz Sholmed ikut panik. Gue gak tau Ustadz Sholmed panik kenapa, tapi yang pasti beliau panik bukan karena gue merintih kesakitan. Sedikit gue jelasin gue ngefans banget ama Ustadz Sholmed ini, selain karena dia masih muda dan ganteng tapi dia juga ganteng dan masih muda. Kayaknya gue nulis judul ini bukan untuk nyeritain Ustadz Sholmed deh, so we back to the tittle.
Segala kepanikan ini ngebuat gue makin kesakitan dan merintih, akhirnya gue disuruh tiduran. Dosen tadi nyuruh senior untuk menghubungi bokap gue, parahnya gue gak ada pulsa. Fix banget dalam keadaan gini gue tengsin karena gak modal. Berbekal hape senior gue nelpon bokap gue, sebelum bokap gue angkat telponnya, dosen tadi nyeletuk “Ini segera di bawa ke rumah sakit sebelum makin parah biar dioperasi”. Anyirrrrrr, gue makin panik dan sukses ngeluarin air mata. Mendengar kata OPERASI, benak gue udah ngebayangin “gimana kalo operasinya gagal trus gue meninggal?”, gue gak punya modal yang cukup untuk ketemu Allah SWT, karena jujur aja gue masih ngerasa segala macam amal ibadah gue belum cukup untuk membayar segala kenistaan perbuatan yang lalu lalu.Gue takut masuk Neraka men…! Tapi, gue juga ngerasa belum cukup untuk tinggal abadi di Syurga. Hati gue makin meronta ronta, gak tau mau ngomong apa lagi sampai akhirnya gue memutuskan untuk diam dan berhenti menangis.
Setelah pikiran gue tenang dan sukses berhenti meneteskan air mata, gue mencoba waras dan fix ngerasa kalo semua yang terjadi adalah kesalahan karena “GUE UDAH NANGIS DI DEPAN UMUM!!!!” gue ulangi kalo “GUE UDAH NAGIS DI DEPAN UMUM!!!”,sengaja gue ulangi biar makin tegang suasananya. Gue panik lagi tapi bukan karena sakit melainkan gue nyesal udah nangis di depan orang banyak. Gue speechless, gue galau, gue bingung, dan gue ngerasa perlu nangis di bawah shower. Bukan gue sombong nih, tapi gue cuma mau pamer sikit kalau gue cukup tahan banting karena semenjak menginjak umur 10 tahun gue jarang nangis di depan umum, mungkin kurang dari 10 kali gue lakuin perbuatan nista itu. Gue bener bener ngerasa malu dan tak berguna setelah nangis di posko kesehatan.
Kegalauan demi kegalauan pun berlalu, bokap gue jemput di kampus. Gue masih ngerasa nyesek karena kebodohan tadi. Kami ke RSU Pirngadi periksa kesehatan, di sini gue juga ketemu ibu gue yang notabennya perawat. Ibu gue nanya tentang keluhan gue dan hasil sementara gue “TIDAK MENDERITA RADANG USUS BUNTU”. Anjisss, gue makin galau karena udah menipu dosen dan senior di kampus. Sampai waktu gue nulis ini, gue masih ngerasa menyesal atas tragedi 16 September ini. Emang sih, gak 100% gue sehat sehat aja karena hasil tes darah bilang kalo gue mengidap penyakit titttttttttttttt (cukup Tuhan, gue, dan keluarga yang tau)
Hemmmmmm….., kayaknya gue udah cerita panjang lebar deh dan kayaknya ini postingan pertama yang bacotannya cukup banyak. Gue tau, menurut kalian cerita ini kurang menarik untuk disimak tapi menurut gue ini cukup sesuatu karena kejadian ini langka banget menurut gue. Sekian dan Terima Kasih deh. Wassalam
Senin, 15 Agustus 2011
Keadilan Tuhan itu ABSURD
Tuhan itu adil. Satu kalimat yang sering membuat gue galau. Sering meragukan Tuhan mungkin adalah alasan manusia mengeluh dengan takdir. Yap, gue salah satu manusia yang cukup sering demo meminta keadilan ama Tuhan.
Merenung dan merenung ternyata keadilan Tuhan cukup spektakuler untuk dimengerti. Hati dan otak gue sering gak sinkron antara butuh dan cuma pengen. Gak cuma gue guys mungkin lo juga ngerasa hal yang sama. Masih sering nanya dimana keadilan Tuhan. Tapi kalo kita coba teropong lingkungan disekitar kita, keadilan ada di mana mana. Pernah mikir gak kalo orang miskin ada karena orang kaya? Atau orang bodoh ada karena orang pintar? Ibarat timbangan, sesuatu gak akan disebut berat kalo gak ada yang dibandingkan. Simpelnya sih, orang kaya selalu butuh orang miskin untuk dibilang kaya.
Kaya ,miskin, sukses, gagal, bodoh atau pintar hanyalah kata sifat yang menurut gue bisa menimbulkan perpecahan. Tapi, kalo gak ada perpecahan? Alias dunia ini adem ayem pasti bakal aneh. Kita gak akan liat Raul Lemos mukuli wartawan ato liat Dewi Persik jambak-jambakan sama Julia Perez, pasti bakal hambar banget.
In fact, bukan Tuhan yang gak adil tetapi manusia yang gak mau adil dengan diri sendiri. Terlalau khawatir dengan kelebihan orang lain adalah sifat manusia banget. Padahal apa gunanya kita khawatir? Toh, Tuhan ngasih dia kelemahan kok atau malahan dia gak jauh lebih baik dari kita. Cuma karena kita gak sabar, kita malah merusak rencana Tuhan yang manis buat kita. Gak asik dan tragis banget.
”Nilai PLUS seseorang tidak mempengaruhi jumlah kesempatan untuk hidup”
Semua orang sama sama dikasih jatah sekali buat hidup. Gue dan Barack Obama jatah hidupnya sama kok, sekali doang. Cuma Tuhan yang bisa mastiin siapa yang ”lebih” antara gue dan dia. Ini bukti kalo kita selama ini udah suudzon sama Tuhan.
Keadilan Tuhan itu emang rada absurd buat otak manusia yang standar. Gue gak bermaksud menggurui tapi bersyukur dengan keadaan membuat hati dan otak lebih sinkron. It means, hati bakal senang karena merasa permintaannya dituruti dan otak bahagia memaksimalkan apa yang ada.
Kamis, 11 Agustus 2011
Sang Pejuang Gajah
Tiga puluh Juni adalah hari berkabung buat gue dan umat gagal. Yep, hari itu adalah pengumuman SNMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Hari yang cukup membuat siswa SMA kelas 3 kayak gue galau.
Gue selalu punya ekspektasi lulus karena gue tau manusia adalah apa yang mereka pikirkan, tapi apa yang mau dikata saat hari H gue dapat berita buruk dari panitia. Gue dapat kata maaf, rasanya pengen nelen baygon saat itu juga tapi berhubung baygon mahal gue mengurungkan niat suci itu.
Hari hari berkabung pun berlalu, gue menjalankan semua seperti biasa meskipun rasa kecewa masih membayangi batin. Gue masih sering membayangkan kampus ITB, lambang Gajah Duduk ITB di jas almamater, dan ngerasain sejuknya udara kota tercinta yaitu Bandung. In fact, gue adalah mahasiswa akuntansi di perguruan tinggi negeri program diploma. Tapi, sampai saat gue nulis blog ini gue belom ngerasa gagal ngedapatin cinta si Kampus Gajah Duduk. Gue masih melihat ribuan kesempatan di depan. Tahun depan, iya tahun depan mungkin adalah waktu yang tepat untuk nembak hatinya si gajah duduk ini. Mimpi gue akan jadi nyata, gue tau itu dan gue yakin itu.
Selalu berfikir positif sama Tuhan adalah alasan yang membuat gue gak menyerah karena kegagalan ini. Tuhan tahu kapan saat yang tepat untuk gue mampu hidup merantau di pulau seberang sebagai mahasiswa di Institut Terbaik Bangsa.
“Sang Pejuang Gajah tidak akan mati hanya karena dicambuk sekali”
Gue adalah pejuang. Pejuang gajah adalah nama revolusi. Gajah duduk adalah simbol mimpi. Institut Teknologi Bandung adalah judul mimpi gue dari kecil. Dan, Tuhan adalah Dzat yang meyakini gue akan semua ini.
Rabu, 10 Agustus 2011
Dialah Ahmad Albar yang tertunda
Kehidupan gue belakangan ini ngeboringin banget. Boring adalah alasan yang paling ampuh untuk ngebuat tangan gue gatal trus megang joystick dan nge-PES 2011. Menurut gue, permainan ini menarik banget. Banyak hal yang gue liat dan gue nikmati dari setiap pertandingannya. Hal yang paling menarik dari maen PES adalah pemain bola yang cakep, meskipun cuma game tapi udah bisa ngebayar ekspektasi gue akan ketampanan.
Beberapa hari yang lalu, tim gue ada match dengan everton. Seperti biasa, setiap pertandingan ngebuat tangan gue keram karena mencet mencet joystick kalo udah gitu rasanya pengen nyium Benzema aja. Nah, match dengan everton cukup ngebosenin sampe akhirnya gue nemuin pemain yang agak buat jari gue sembelit namanya maroune Felliani. Pemain yang cukup bikin repot barisan pertahanan tim gue, tapi yang paling menarik adalah rambut kribonya yang bikin kuku jempol gue melilit.
Gue coba telusuri pemain ini di google. Pertama gue pikir gue salah search, kenapa yang muncul gambar gambar penyanyi rock expired yang lebih dikenal dengan nama Ahmad Albar. Gue cek lagi ternyata gue gak salah ketik, gue langsung kalap! Otak gue mulai berekspetasi jangan jangan dia sodara jauhnya Ahmad Albar yang dipungut TKW di bawa ke inggris dijadiin pemain sepak bola. Tapi, mereka beda generasi berarti ekspektasi gue salah besar. Bakat berbeda yang mereka miliki adalah alasan terkuat yang mencoreng isi otak gue.
Sampai pada akhirnya gue jenuh dua hari dua malam gak tidur memeikirkan hubungan kekerabatan mereka. Lalu, gue menyimpulkan bahwa “Marouane Felliani adalah Ahmad Albar yang tertunda”. Sekian, foto di bawah ini bisa jadi bukti nyata kata kata gue.
Khasiat “The Script-The Man Who Can’t Be Moved”
Kemaren gue boring dan nyoba nyalain laptop and rock my playlist. Gue cukup ngerasa adem . Urutan lagu ke empat di playlist gue adalah The Script-The Man Who Cant Be Moved,gue langsung ngerasa galau,setiap bait di lagu ini bikin gue melayang ke masa lalu di zaman gue jatuh cinta untuk pertama kalinya dan gue ketemu lelaki sial ini di jalan, tepatnya jalan pegangsaan timur,kalo lo orang Medan coba deh pergi ke daerah stasiun kereta api trus Tanya jalan ini di mana.
Pegangsaan Timur adalah satu satunya nama jalan yang bersejarah buat gue, sekilas nyaris gak ada yang special dari pertemuan kami. Tiga tahun lalu gue dan adek bokap gue yang tentara beli peralatan gitu, semua berjalan seadanya. Momen yang gak pernah gue sangka sangka adalah saat gue diperempatan jalan trus liat seorang cowok naek kereta hitem senyum ke arah gue, sumpah MANIS BANGET! Sekejap gue langsung salah tingkah, gak berapa lama setelah dia lemparin pelet senyum manisnya,gue dapat sms “ampir aja abang tabrak cewek tinggi tadi” MEEEEEEEEEEEEEN!!!GUE LANGSUNG DEG DEGAN, rasanya pengen salto ke samudera hindia trus nari poco poco bareng ikan paus biru!! Tapi, gue sadar jarak gue saat itu dengan samuera hindia jauh banget keburu jontor bibir gue kebanyakan ngesot.
Sejak kejadian itu,gue gak pernah ketemu lagi ama dia udah tiga tahun lalu. Kalo dihitung hitung kejadiannya ga lebih dari 10 detik, tapi singkatnya waktu gak pernah menghalangi manisnya cinta. Semenjak kejadian itu juga, gue jadi tergila gila sama lagu the script ini, lagu yang selalu mengingatkan gue akan keindahan senyumnya. Mungkin dia gak tau kalo senyumnya bisa ngebunuh rasa depresi gue,ngehilangan capek, memberhentikan kerja saraf waras gue.
Dahsyatnya cinta itu selalu ampuh untuk ngebunuh kewarasan otak manusia. Saat orang jatuh cinta, dia pasti rela melakukan apa aja untuk orang yang dicintai bahkan rela disakiti. Jatuh cinta itu lumrah bagi semua umat di bumi ini. Seperti pepatah mas Poconggg “People becomes alay,norak,and whatever when they are falling in love”. Gue selalu senyum senyum gak penting setiap inget kejadian singkat ini. Bagi gue bukan momen yang menentukan cinta tapi cinta yang menentukan momen. Intinya sih momen apapun bakalan special kalau kita ngerasainnya pake cinta.Sekian.
Langganan:
Komentar (Atom)

